Novel sudah Terbit tgl 4 Juni 2009
“Isinya sangat aspiratif, memiliki maksa filosofi yang luar biasa sehingga termotivasi untuk pergi ke perguruan tinggi sang Ganesha. Disertai dengan kata-kata bijak setiap chapternya, membuat saya semakin terdorong untuk berjuang agar dapat berkuliah di ITB. Semoga buku ini dapat membuat masyarakat Indonesia mengetahui betapa besar perjuangan yang diperlukan untuk menuju ITB”
-Pratama Havidia Rahman, pelajar SMA 3 Bandung
“Novel yang menggelitik dari segi humanis & semoga memberikan inspirasi bagi insan ITB bahwa mereka juga manusia biasa yang dapat mengalami pasang surut dalam mengarungi kehidupan dan tidak terus terbuai, hidup dalam dunia ‘awang-awang’ pribadi karena ke-ITB-annya”.
-Tuning Hendrastuti, alumni UGM & PPM, praktisi lembaga keuangan
“….seru banget ceritanya! Gak secara langsung ngedikte, tapi tetep dapet pelajaran hidup yang ngena banget…. Jadi pengen juga bikin novel yang bisa jadi inspirasi buat mahasiswa, ya, hehehe….”
-Priscillia Audy, mahasiswi FE UNPAD 2007
“Kala sebagai Rektor ITB, saya beranjangsana ke Pesantren Rancabango, Garut, dan dalam kata sambutannya, Sang Kyai pemimpin Ponpres, menyampaikan kalimat singkat yang mengandung pesan dan sindiran halus, yaitu “Hendaknya warga kampus dan alumninya itu senantiasa menjunjung dua nilai luhur, yaitu kahartos lan karaos bagi masyarakat”. Pesan singkat agar dimengerti dan bermanfaat ini sejatinya adalah manifesto dari tridarma ITB. Saya bahagia menyambut terbitnya novel Mas Dermawan Wibisono berjudul 3G – Gading-gading Ganesha – ini jelas sejalan dengan pesan sang Kiai pada kita semua. Kain batik hadiah Ibunda tercinta kini bermetafora menjadi sebuah 3G. The best is yet to come.”
-Kusmayanto Kadiman, Rektor ITB 2001–2004,
Menteri Riset dan Teknologi 2004-2009
“Inovasi dan inspirasi adalah dua hal yang saling berpautan satu sama lain. Tiada inovasi tanpa inspirasi, dan inovasi yang tercipta seharusnya menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang cerdas untuk memicu inovasi yang baru. Novel Gading-gading Ganesha sarat dengan inspirasi yang akan memantik beragam inovasi kreatif dan menghadirkan gelora hidup penuh makna bagi siapa saja yang membacanya. Memang tidak gampang untuk mempresentasikan sosok mahasiswa dan alumni ITB. Mereka adalah pribad-pribadi yang datang dari berbagai latar belakang sosial budaya dan kehidupan ekonomi. Namun, percayalah, satu kesamaan yang kritris dan mandiri, penuh percaya diri (acap kali sangat tinggi), cinta almamater, bangsa, dan Negara. Semoga kita dapat bercermin dari apa yang ditampilkan dalam Gading-gading Ganesha”
-Ir. Hatta Radjasa, Ketua IKatan Alumni ITB 2008-2013,
Menteri Perhubungan 2004–2006,
Menteri Sekretaris Negara 2006-2009
“Buku ini menyadarkan bahwa Kampus bukan sekedar tempat menimba ilmu, melainkan juga untuk membangun karakter yang tangguh dan pantang menyerah. Kemiskinan tidak boleh dijadikan alasan untuk mengahalangi kemajuan sepanjang berpikir positif dijadikan modal hidup.”
-Ir. Jero Wacik, S.E., Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
“Membaca 3G ini seperti merefleksikan perjalanan hidup kita di ITB dengan segala dinamikanya yang membentuk kepribadian alumnus ITB dalam berkiprah di masyarakat. Harapan kita adalah agar karya Dr. Dermawan Wibisono ini dapat memberi inspirasi bagi kemajuan civitas academica ITB dalam memajukan ITB dan Republik tercinta.”
-Rinaldi Firmansyah, Direktur Utama PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
“Novel 3G mengandung unsur pembelajaran berupa bagaimana tolerasi antara budaya, yaitu antara suku Batak, Sunda, Jawa dan budaya kota besar (Jakarta) harus dijalankan pada saat kuliah di ITB. Pendidikan karakter juga tercermin di dalamnya ketika mahasiswa ITB dididik untuk bermartabat, bersaudara, berbeda pendapat, bersaing….. termasuk bersaing untuk mendapatkan seorang wanita. Satu hal yang perlu diangkat dari novel 3G bahwa tidak semua lulusan ITB sukses, kegagalan mungkin terjadi pada siapa pun tak terkecuali juga lulusan ITB. Namun lulusan ITB tetap tegar dalam menghadapi kegagalan.”
-Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D,
Wakil Rektor Bidang Akademik, Universitas Tarumanagara
“Sebuah novel yang membawa pembaca pada situasi kehidupan di sebuah kampus pada penggal waktu 1980-an, dengan segala dinamikanya: perjuangan, keberpihakan kepada mereka yang tertindas, mimpi dan harapan, dan-diatas semua itu-persahabatan dan cinta yang memberi penegasan bahwa hidup bukanlah sebuah kesia-siaan.”
-Arya Gunawan, Kritikus Film dan Script Writer
“Novel yang bagus sekali, menyentuh, dengan message yang kuat. Penulis mengangkat periode waktu kehidupan di kampus yang dialaminya, yang walaupun berbeda dengan era sebelum dan sesuahnya, dapat menjadi representasi dari sikap kepekaan/kepedulian mahasiswa terhadap kondisi, baik nasional maupun global, di setiap zamannya. Untuk kekinian dan visi ke depan, merupakan penggalian yang serasa satu irama dengan napas anak bangsa.”
-Budiyati Abiyoga, Produser Film
“Novel inspiratif dan memotivasi. Wilayah yang jarang digarap penulis lain.”
-Hermawan Aksan, Wartawan Tribun
“Sebagai suatu karya sastra, Gading-gading Ganesha memberitahukan kepada para pembacanya nilai-nilai ITB: keunggulan, kepeloporan dan pengabdian, yang menjadi karakter manusia-manusia ITB, dibentuk di dalam kampus jalan Ganesha No. 10 Bandung. Nilai-nilai tersebut dipandu oleh suatu proses yang sarat dengan berbagai sifat yang sangat khas dari Kampus ITB, yang melibatkan secara kolektif semua pelaku ITB, yang kemudian menjadi kultur dan tradisi berkompetisi di dalam sifat keberagaman multidimensi. Selain perlu dibaca siapa pun yang ingin mengetahui ITB, Gading-gading Ganesha juga sangat penting untuk dibaca oleh setiap pelaku ITB, mulai dari mahasiswa, para dosen, peneliti, hingga para pejabat penyelenggara ITB, guna manahami peran masing-masing dalam keikutsertaan membentuk nilai-nilai ITB. Dengan memahami peran dan menyadari pula pengembangan ilmu pengetahuan serta pusat pengembangan budaya bangsa Indonesia, diharapkan setiap pelaku ITB mampu memberikan sumbangan yang lebih bermaksa dalam meningkatkan kulaitas nilai-nilai ITB bagi perwujudan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia di dalam tantangannya yang berkembang. Selamat kepada berbagai pihak yang telah ikut serta dalam penerbitan buku yang sangat indah ini.”
-Harijono A. Tjokronegoro, Ketua Majelis Guru Besar ITB
“Industri kreatif terus tumbuh di berbagai Negara, termasuk Indonesia, dengan kontribusi ekonomi yang bermakna. Banyak kajian ilmiah tentang industri kreatif telah dilakukan para pakar dan pengamat, dari kampus maupun masyarakat. Namun, tidak banyak yang beranjak dari sekedar sisi konseptual dan pemikiran di atas kertas dan disampaikan ke media massa. Novel dan film 3G ini memperlihatkan bagaimana insan Ganesha ITB merespons sebuah momen berskala bangsa dengan sebuah karya nyata hasil sinergi dari berbagai elemen unggul yang dihasilkannya. Ternyata anggapan selama ini yang melekat pada diri lulusan ITB, sebagai figur yang individualistis, sulit bekerjasama (terutama dengan sesama alumninya), tidak memiliki sense of humanity, dan berpikir sangat mekanistis, tidak lagi berlaku dan tidak selayaknya terus dipelihara. Novel dan film 3G inilah salah satu buktinya.
-Prof. Djoko Santoso, Rektor ITB 2004-2009